13 April 2012

cinta yg sebenar-benar cinta


Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan kutbah,

"Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al Qur'an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. 

"Rasulullah akan meninggalkan kita semua,". Keluh hati semua sahabat kala itu. 

Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia.Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Di saat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. 

Matahari kian tinggi,tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,
"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah.

"Siapakah itu wahai anakku?" 

"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenangnya.
.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut," kata Rasulullah.

Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian panggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.  

"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"

"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh.

Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. 

"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi."Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.

"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku,peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." 

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku" 

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?

Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi.

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Berusahalah untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita. Kerana sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka.
Amin...

11 April 2012

oh!!babies in the river...


 
Once there were two students walking along a river. One of them just so happened to glance over at something floating in the river. It did not take long for him to realize that it was a baby! Without hesitation he jumped into the river to save the infant from drowning. When he jumped in he realized that there were at least ten more in his immediate area, all of them screaming and crying as they bobbed by.  
Quite naturally he started screaming to the other student. "Help! C'mon man! Get in here! Look at all of these babies! We gotta help 'em!" The other student, however, kept walking upstream, despite noticing a river full of babies, with more and more floating downstream.  
For every one that the first student saved, eight passed him. There were just too many."C'mon man! Don't you have a heart?! I can't grab all of these babies alone!" 
The second student replied, "I'm going upstream to find out who's throwing all of these babies in the river." 
The point of this short story is to demonstrate the importance of going to the source of the problem to have a greater impact. Many people address each of society's social ailments as separate entities. Thus we find numerous organizations that target a specific poison; The solution to racism, spouse abuse, child abuse, crime, pollution, alcohol abuse, drug addiction, and other social ills is one. 
Each problem does not require its own organizations and groups to eliminate it. The solutions for all of these is one. That one, is ISLAM


------------------------------------------------------------------------------------------------------------
somehow,i found this shocking news occured in year 2010-which were the real one.masyallah...what had happened to this world nowadays.When the human being become more like an animal-brainless and their heart felt nothing-black and dirty,they will do anything just to run away from their problems.


 


JINAN, March 30 (Xinhua) -- Medical staff at a hospital have been suspended from work after at least 21 fetuses and baby bodies were found discarded in a river in east China's Jining City.
Some eight of the 21 bodies had tabs with clinic code numbers attached to their feet. The tabs showed the bodies were from the hospital of Jining Medical University.
Local health authorities and police have launched an investigation into the dumping.
"The hospital medical staff involved have been suspended from their work during the investigation," said Zhong Haitao, a spokesman at the Jining Health Bureau.
Zhong said the 21 bodies were salvaged by local residents and firemen Monday after they were discovered under a bridge spanning the Guangfu River in the outskirts of Jining.
The Beijing News reported Tuesday the bodies may have been dumped by cleaners from local hospitals after abortions and induced labor. Such dead bodies are treated as "medical waste" by hospitals.
The municipal environmental department said the most recent tests on the river's water quality showed it was not contaminated with major water indicators, unchanged with that of 2009.
The river is not one of the city's drinking water sources.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------